Kamis, 29 September 2022

[Review] Jagat Arwah: Awal Kisah Penjaga Dua Jagat Yang Terlalu Besar & Ambisius!



#Description:
Title: Jagat Arwah (2022)
Casts: Ari Irham, Oka Antara, Ganindra Bimo, Kiki Narendra, Sheila Dara Aisha, Cinta Laura Kiehl, Muhammad Khan
Director: Ruben Adrian
Studio: Visinema Pictures


#Synopsis:
Raga (Ari Irham) bersama dengan kedua temannya semakin serius dalam berlatih musik agar bisa mendapat kesempatan manggung di kota. Satu-satunya cara agar mendapat kesempatan itu mereka bertiga harus tinggal di kota dan meninggalkan kampung halaman. Hal tersebut agak susah untuk Raga karena sang ayah yaitu Pak Sukmo (Kiki Narendra) selalu melarang anaknya merantau dengan berbagai macam alasan. Melihat keponakannya yang selalu dilarang, paman dari Raga yaitu Jaya (Oka Antara) akan berusaha membujuk Pak Sukmo agar mengizinkan Raga hidup mandiri di kota.
Raga sendiri sudah muak dan selalu merasa malu saat menemani sang ayah setiap hari berjualan obat herbal di pasar. Passion Raga yang ada di dunia musik tak pernah mendapat restu dari ayahnya itu. Suatu ketika, Raga diminta untuk menunggu lapak herbal oleh ayahnya. Pak Sukmo dan Jaya bergegas pergi ke suatu rumah yang meminta pertolongan mereka. Setelah selesai, keduanya segera pulang dan terkejut melihat Raga yang babak belur dipukuli oleh preman pasar.
Sang ayah dan Jaya pun akhirnya menceritakan tentang pekerjaan sampingan mereka pada Raga. Pak Sukmo dan Jaya merupakan seorang cenayang sekaligus keturunan Aditya yang ditakdirkan untuk menjadi penjaga sekaligus menyeimbang Jagat Manusia dengan Jagat Arwah. Pak Sukmo merupakan Aditya keenam dan memiliki tiga pelindung yaitu Genderuwo (Ganindra Bimo), Kunti (Sheila Dara) dan Nonik (Cinta Laura Kiehl). Penerus dari Pak Sukmo yaitu Raga yang akan menjadi Aditya ketujuh yang dimana Generasi Aditya Pitu itu akan memiliki kekuatan mengendalikan ruang dan waktu. Mendengar hal tersebut membuat Raga tak percaya. Ia masih tetap ingin pergi ke kota ketimbang meneruskan apa yang selama ini dilakukan oleh ayahnya itu.
Suatu malam, Pak Sukmo mendapat panggilan untuk mengusir roh jahat yang menguasai sebuah museum tua. Disaat Pak Sukmo berusaha melawan roh tersebut tanpa bantuan ketiga pelindungnya, Pak Sukmo kalah dan akhirnya meninggal dunia. Kepergian sang ayah membuat Raga sangat sedih. Jaya meminta Raga untuk melanjutkan apa yang sudah dilakukan Pak Sukmo dan bersedia melatih Raga agar bisa mengontrol kekuatannya dengan baik.
Dalam perjalanannya mempelajari ilmu dan kekuatan calon Aditya ketujuh, Raga dan Jaya harus berhadapan kembali dengan roh jahat yang telah membunuh Pak Sukmo. Roh tersebut mengincar Batu Jagat yang tersembunyi dan hanya bisa ditemukan oleh keturunan Aditya. Bersama dengan Genderuwo, Kunti dan Nonik, mereka harus berusaha menghentikan rencana roh jahat yang ternyata menjalin kerjasama dengan salah satu dari mereka. Akankah Raga berhasil menjadi Aditya ketujuh?


#Review:
Rumah produksi Visinema Pictures semakin berani menghadirkan film-film layar lebar dengan berbagai macam genre. Usai menghadirkan genre drama heist yang sangat luar biasa lewat film MENCURI RADEN SALEH (2022), kali ini Visinema mencoba untuk memasuki ranah horror thriller fantasi dengan menghadirkan film JAGAT ARWAH (2022) karya sutradara Ruben Adrian.


Aku berkesempatan hadir ke acara Gala Premiere film JAGAT ARWAH (2022) yang diselenggarakan Rabu, 28 September kemarin di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada kesempatan itu, Produser Tersi Eva Ranti mengungkapkan hal menarik. Salah satunya yaitu pengerjaan visual efek dari film JAGAT ARWAH (2022) ini 100% dilakukan oleh anak-anak bangsa. Ranti juga merasakan adanya dampak positif dari postponed masa Pandemi CoVid-19 dua tahun yang lalu sehingga tim produksi bisa mengerjakan visual efek dan CGI lebih detail dan matang lagi.


Untuk segi cerita, sebetulnya ide dan konsep film JAGAT ARWAH (2022) ini tak jauh seperti film-film superhero pada umumnya. Namun ditangan Mike Wiluan dan Ruben Adrian selaku penulis cerita film ini, konsep tersebut dikombinasikan dengan elemen horror fantasi yang melibatkan tiga hantu ikonik di Indonesia yaitu Genderuwo, Kunti dan Noni Belanda. Namun sayang, untuk ukuran sebagai film debut, Ruben Adrian ini boleh dibilang masih jauh dari kata memuaskan. Film ini dibuka dengan narasi yang cukup berat tentang pengenalan Jagat Arwah, Aditya dan segala tetek bengeknya melalui visual animasi. Pengenalan tersebut dilakukan secara cepat sehingga akan cukup sulit bisa langsung dipahami oleh para penonton. Alur cerita sedikit membaik disaat film ini mulai menceritakan karakter Raga yang sedang mencari jati diri. Namun setelah itu, plot cerita jadi berubah ke arah fantasi horror yang eksekusinya sama sekali tidak seram. Banyak plothole tersebar disepanjang cerita karena ya itu tadi, semuanya harus dijelaskan sekaligus disini. Ditambah lagi Ruben Adrian menyelipkan subplot drama yang sangat tidak penting antara Kunti dengan Raga. Fokus cerita menjadi kesana-kemari. Development character dari Dru Genderuwo, Kunti, Noni hingga Jaya juga tidak dilakukan dengan baik sehingga penonton semakin sulit untuk peduli kepada mereka. Plot twist yang dihadirkan pada penghujung cerita juga tak mampu menyelamatkan kekacauan naskah film ini. Andai saja film JAGAT ARWAH (2022) ini dikemas dengan alur cerita yang lebih sederhana pasti akan maksimal dan bisa banget jadi set-up Cinematic Universe Horror menjanjikan layaknya franchise film KUNTILANAK ataupun DANUR.


Terlepas dari buruknya naskah serta dialog, film JAGAT ARWAH (2022) masih ada yang patut diapresiasi khususnya bagian visual efek dan CGI nya yang tak buruk-buruk amat. Untuk ukuran film Indonesia, ini sudah bagus dan smooth banget, meskipun beberapa efek saat para karakter menggunakan kekuatannya langsung mengingatkan kita akan Black Panther, Scarlet Witch, Doctor Strange, Agatha Harkness hingga Captain Marvel wkwk. Overall, film JAGAT ARWAH (2022) terlalu ambisius dengan segala konsep fantasinya tapi tak didukung oleh naskah yang baik. Cukup disayangkan sih.


[4/10Bintang]

Rabu, 28 September 2022

[Review] Smile: Ketika Sebuah Senyuman Menjadi Tak Lagi Sama



#Description:
Title: Smile (2022)
Casts: Sosie Bacon, Kyle Gallner, Caitlin Stacey, Jessie T. Usher, Rob Morgan, Kal Penn, Robin Weigert, Judy Reyes, Gillian Zinser, Nick Arapoglou, Sara Kapner
Director: Parker Finn
Studio: Paramount Pictures, Temple Hill Entertainment, UIP Movies


#Synopsis:
Dr. Rose Cotter (Sosie Bacon) dikenal sebagai dokter rumah sakit yang sangat mencintai pekerjaannya. Hampir seluruh waktunya ia habiskan di rumah sakit untuk menolong para pasien. Suatu hari, Rose diminta untuk menemui seorang pasien bernama Laura (Caitlin Stacey) yang diduga mengalami gangguan jiwa. Dokter dan tenaga medis lain kesulitan untuk mendapatkan informasi dari Laura karena ia selalu berteriak histeris saat didekati oleh orang lain. Saat Rose bertemu dengan Laura, ia berusaha menenangkan Laura dan berjanji akan melindunginya. Cara tersebut berhasil. Laura akhirnya bisa menenangkan diri dan menjelaskan apa yang terjadi kepadanya.
Laura mengungkapkan jika dirinya merasa diikuti oleh sosok misterius yang mengincar nyawanya. Sosok tersebut selalu memberikan senyuman mengerikan dan berwujud seperti orang-orang disekitarnya atau bahkan orang asing. Setelah menceritakan hal itu, tiba-tiba saja Laura berteriak histeris hingga terjatuh dari tempat duduknya karena melihat sosok mengerikan itu ada di belakang Rose. Disaat Rose meminta bantuan, Laura sudah berdiri sambil tersenyum dan kemudian menggorok lehernya membentuk senyuman lebar dengan menggunakan pecahan vas bunga. Kematian Laura yang sangat mengerikan itu membuat Rose sangat shock berat. Kejadian tersebut kembali mengingatkan Rose akan aksi bunuh diri sang ibu yang ia lihat saat masih kecil.
Hari demi hari terus berlalu namun ingatan akan aksi bunuh diri Laura terus menghantui pikirannya. Rose juga menjadi sering melihat bayangan Laura dimana-mana. Rose menjadi tidak fokus saat bekerja di rumah sakit dan tidak bisa tidur dengan tenang. Hal tersebut membuat tunangan dari Rose yaitu Trevor (Jessie T. Usher) menghubungi psikolog yang pernah menangani trauma mental Rose yaitu Dr. Madeline (Robin Weigert). Keputusan sang tunangan itu membuat Rose kecewa. Rose yakin jika dirinya tidaklah gila. Sosok misterius berwujud Laura yang tersenyum mengerikan itu selalu mengikutinya.
Disaat Rose diminta untuk cuti selama tujuh hari untuk beristirahat, ia memanfaatkan waktunya itu untuk mencari tahu tentang Laura. Dengan bantuan teman dekatnya yang berprofesi sebagai polisi yaitu Joel (Kyle Gallner), mereka kemudian menemukan sebuah pola dan benang merah tentang aksi bunuh diri secara sadis yang dibarengi dengan senyuman mengerikan. Kejadian itu sekilas mirip sebuah kutukan yang beruntun memakan korban. Rose pun harus berusaha menemukan cara agar dirinya bisa selamat dari hal yang sangat mengerikan itu.


#Review:
Beberapa waktu terakhir, film horror thriller dari Hollywood maupun Indonesia membanjiri bioskop. Yang terbaru, film produksi Paramount Pictures berjudul SMILE (2022) siap meneror psikologis para penonton di bioskop mulai 28 September. Film yang disutradarai Parker Finn ini sukses mencuri perhatian gara-gara trailernya yang sangat unik sekaligus mengejutkan penonton. Lalu, bagaimana dengan filmnya?


Untuk segi cerita, film SMILE (2022) mengedepankan terror psikologis yang sangat berat terhadap karakter Dr. Rose. Ide terror senyuman mengerikan itu sebenarnya sangatlah unik namun sayang, secara keseluruhan naskah skenario terutama usai karakter Laura bunuh diri, terasa cuma berputar-putar saja. Cukup lelah dan bikin ngantuk karena alur cerita saat memecahkan teka-teki misterinya begitu lambat. Padahal idenya sudah menarik meskipun sedikit mengingatkanku akan premis di franchise film THE RING.
Banyak sekali adegan yang tidak terlalu penting dan jika dihilangkan pun tidak akan berdampak besar. Meskipun alurnya lambat dan berputar-putar, film SMILE (2022) cukup berhasil mengeksplorasi kesehatan mental dari karakter Dr. Rose. Gesture dan perubahan sikapnya sangat terlihat dengan jelas. Jumpscared yang ditebar harus diakui cukup cerdik dan literally bikin penonton terkejut saja tapi tak ketakutan. Beberapa pengambilan angle gambar yang ada dalam film ini juga boleh dibilang tak biasa. Angle close-up dengan wajah tersenyum creepy sukses bikin kebayang-bayang sih. Scoring musik film SMILE (2022) terasa fresh lain daripada yang lain. Unik dan secara tidak langsung mengganggu psikologis juga. Hahaha.


Nonton filmnya sendirian dan di teater pun sendirian!

Big applause tentunya aku berikan pada pemeran Dr. Rose yaitu Sosie Bacon. Permainan emosi dan gesture disaat mentalnya terganggu sangatlah memukau. Penonton bisa merasakan kepanikan dan stress yang dialami Dr. Rose itu nyata adanya. Ending dari cerita film SMILE (2022) ini juga bagus sih, jadi tidak perlu untuk hadirnya sekuel. Overall, film SMILE (2022) memberikan terror psikologis yang cukup sukses membuat kita melihat sebuah senyuman itu menjadi tak lagi sama.


[7.5/10Bintang]

Minggu, 25 September 2022

[Review] Bodies Bodies Bodies: Ketika Kecerobohan Berujung Maut Dan Terbongkarnya Banyak Rahasia!



#Description:
Title: Bodies Bodies Bodies (2022)
Casts: Amandla Stenberg, Maria Bakalova, Myha'la Herrold, Chase Sui Wonders, Rachel Sennott, Lee Pace, Pete Davidson, Conner O'Malley
Director: Halina Reijn
Studio: 2AM, Sony Pictures, Stage 6 Films, A24


#Synopsis:
Sophie (Amandla Stenberg) mengajak pacarnya, Bee (Maria Bakalova) untuk ikut berkumpul sekaligus berpesta ditengah cuaca badai di rumah sahabat kecilnya yaitu David (Pete Davidson). Selain Sophie dan Bee, acara tersebut turut dihadiri pacarnya David yaitu Emma (Chase Sui Wonders), Alice (Rachel Sennott) bersama pacar barunya yang lebih tua bernama Greg (Lee Pace) dan Jordan (Myha'la Herrold). Berbagai macam perlengkapan pesta sudah dipersiapkan oleh David mulai dari makanan, speaker musik, minuman alkohol, ganja hingga narkoba sudah tersedia lengkap.


Waktu semakin larut, cuaca badai diluar juga semakin memburuk. David dan yang lain justru sedang asyik berpesta di dalam rumah. Setelah dirasa semuanya mabuk dan teler, mereka kemudian mengadakan permainan 'Bodies Bodies Bodies' yang memilih salah satu diantara Sophie, Bee, David, Emma, Alice, Greg dan Jordan sebagai pemain pembunuh. Permainan dimulai saat lampu dimatikan. Jika sang pemain pembunuh bisa menemukan salah satu pemain lainnya, ia harus membunuh pemain tersebut dengan cara menepuk punggung pemain tersebut. Setelah lampu dinyalakan, seluruh pemain harus bisa menebak pemain pembunuh itu.


Babak pertama pun dimulai. Seluruh pemain berpencar dalam keadaan gelap. Bee yang baru saja bergabung dengan teman-temannya Sophie itu merasa bingung sekaligus takut saat menyusuri ruangan demi ruangan di rumah itu. Di babak pertama ini, Greg menjadi korban pertama namun sayang, pemain pembunuh Greg ternyata gagal ditemukan. Greg pun memilih untuk tidak ikut lagi permainan itu dan pergi tidur ke kamarnya.
Babak kedua pun dimulai. Sophie, Bee, David, Emma, Alice dan Jordan kembali berpencar. Disaat Bee berjalan menuju area dapur, tiba-tiba saja ia melihat David di luar rumah dengan kondisi leher yang berlumuran darah. Sophie dan yang lainnya langsung segera membawa David ke dalam rumah. Melihat sahabatnya tewas berlumuran darah membuat mereka semua panik. Emma, Alice dan Jordan berusaha mencari bantuan namun tidak ada sinyal di ponsel dan Wi-Fi di rumah David terputus karena listrik padam. Selain itu, cuaca badai diluar juga semakin memburuk sehingga mereka terjebak di dalam rumah.


Seiring berjalannya waktu, ketakutan menghantui mereka yang masih hidup di rumah itu. Emma, Sophie dan Jordan curiga jika Greg lah pelaku pembunuh David karena sedang berada di kamarnya. Namun Alice sangat yakin jika sang pacar bukanlah pelakunya. Jordan, Sophie, Emma dan Bee langsung bergegas menuju kamar Greg dan menemukan peralatan mendaki yang sangat lengkap di tasnya. Hal itu membuat rasa curiga terhadap Greg menjadi makin kuat. Mereka lalu menemukan Greg yang sedang terapi di ruang gym. Jordan, Emma dan Sophie langsung menginterogasi Greg soal pembunuhan David. Namun Greg dengan sangat yakin tidak melakukan hal tersebut. Ia mengaku tidak kemana-mana hanya berbaring di ruang gym. Karena terus didesak dan diancam oleh para perempuan, Greg pun mencoba membela diri dan menahan semua serangan Jordan, Emma dan Sophie. Melihat kekacauan yang terjadi, Bee kemudian memukul kepala Greg hingga tewas.
Kematian Greg membuat keadaan semakin kacau. Semua orang yang tersisa berpotensi menjadi salah satu tersangka atas kematian David.


Ditengah cuaca badai, listrik padam, Jordan, Bee, Sophie, Alice dan Emma harus bertahan dan melindungi diri mereka masing-masing. Selain itu, satu persatu rahasia diantara mereka perlahan mulai terkuak. Bee mencurigai ada yang disembunyikan diantara Jordan dan Sophie, kebohongan Bee terbongkar, alasan Sophie menjauhi Jordan lantaran mempunyai circle pertemanan yang buruk serta Jordan yang sangat tidak menyukai program podcast milik Alice. Apa yang sebenarnya terjadi di rumah itu? Siapakah pelakunya?


#Review:
Rumah produksi A24 baru saja merilis film thriller horror terbarunya yang berjudul BODIES BODIES BODIES (2022). Jika sebelumnya film A24 itu selalu identik dengan nuansa arthouse, di film ini justru tidak ada arthouse-arthouse nya sama sekali hahaha. Alur cerita mudah banget diikuti dan segala macam konflik yang terjadi bisa sangat related dengan kehidupan sosial generasi milenial dan generasi Z. Sang sutradara dengan jeniusnya menampilkan thriller horror dan tema whodunit dengan menambahkan berbagai macam konflik khas remaja modern didalamnya. Perkara tidak pernah nimbrung di grup Whatsapp, berbagai istilah gaul di sosial media, fake love media Podcast, hingga Dating Apps menjadi sajian menarik dari dialog-dialog para remaja perempuan dalam film ini. Aku tak menyangka jika film BODIES BODIES BODIES (2022) bukan menonjolkan thriller bunuh-bunuhan melainkan sajian satir untuk remaja-remaja modern! Hahaha.


Elemen thriller nya berhasil tampil secara organik. Tak perlu jualan jumpscared mengerikan atau aksi bunuh-bunuhan brutal, cukup dengan set rumah mewah mati listrik, cuaca badai dan modal cahaya dari screen ponsel sudah oke bikin penonton ikutan was-was akan siapa pembunuhnya. Plot twist yang direveal saat ending film secara tidak langsung "menampar" semua dugaan penonton. Agak ngeselin sih emang hahaha.


Jajaran pemain yang memang masih remaja surprisingly is really good. Penampilan mereka sudah seperti bestie sungguhan. Mungkin aku sedikit bingung yang jadi main cast dari film BODIES BODIES BODIES (2022) ini apakah Sophie atau Bee karena keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Overall, film BODIES BODIES BODIES (2022) sukses menyajikan drama thriller generasi modern yang dikemas berisik khas remaja milenial namun menyindir perilaku komunikasi dan interaksi sosial mereka juga. Good!


[7/10Bintang]

Sabtu, 24 September 2022

[Review] After Ever Happy: Drama Toxic Tessa Dan Hardin Yang Gak Kelar-Kelar!

 


#Description:
Title: After Ever Happy (2022)
Casts: Josephine Langford, Hero Fiennes Tiffin, Louise Lombard, Chance Perdomo, Rob Estes, Arielle Kebbel, Stephen Moyer, Mira Sorvino, Frances Turner, Kiana Madeira, Carter Jenkins
Director: Castille Landon
Studio: Calmaple Media, Wattpad, Voltage Pictures


#Synopsis:
Setelah mengetahui fakta mengejutkan tentang ayah biologisnya, Hardin (Hero Fiennes Tiffin) sangat kesal dan membenci Christian Vance (Stephen Moyer). Ia tak menyangka jika selama ini atasan dari  kekasihnya itu telah membohonginya. Acara pernikahan ibunya yang sedang dilangsungkan pun jadi berantakan. Sebagai pacar, Tessa (Josephine Langford) tidak tinggal diam. Ia memutuskan untuk pergi dari pesta dan menemani Hardin.
Hardin yang masih sedih memilih untuk mabuk dan menenangkan diri di rumah semasa kecilnya. Tanpa pikir panjang ia masuk ke dalam rumah dan membakarnya. Kejadian itu membuat Tessa panik karena khawatir nantinya Hardin bisa dipenjara. Beruntung Vance tiba di rumah dan meminta anaknya itu untuk segera pergi sebelum petugas pemadam kebakaran tiba. Tessa dan Hardin menghabiskan semalaman dengan mengendarai mobil milik Vance. Setelah menenangkan diri, keduanya memutuskan untuk pulang ke hotel.
Setelah mereka tiba di hotel, Hardin malah memutuskan untuk tetap tinggal di London dan tidak ingin pulang ke Seattle. Tessa dibuat terkejut saat mengetahui kekasihnya itu malah asyik mabuk dan bermesraan di klub malam. Kejadian itu membuat Tessa kesal dan akhirnya pulang lebih cepat ke Seattle. Setelah menempuh perjalanan panjang, Tessa kembali dikejutkan dengan kematian sang ayah setelah sembilan tahun berpisah dirumahnya. Hal tersebut membuat Tessa shock berat dan memilih untuk menyendiri, menjauhi semua orang termasuk Hardin.
Saat mendengar kabar tentang kematian ayahnya Tessa, Hardin ikut terkejut. Ia merasa gagal sebagai seorang pacar karena selalu tidak bisa hadir disaat Tessa membutuhkannya. Hardin pun langsung terbang dari London ke Seattle untuk menemui kekasihnya itu. Tapi setibanya di rumah, sahabat Tessa yaitu Landon (Chance Pedromo) melarang Hardin untuk menemui Tessa. Hardin sedih sekaligus marah pada dirinya sendiri saat melihat pacarnya sendiri tidak mau bertemu dengannya. Hardin pun jadi berfikir apakah dirinya layak menjadi pendamping hidup Tessa dengan sikapnya yang masih belum dewasa itu.
Tessa pun memutuskan untuk move-on dan berusaha ikhlas akan kematian ayahnya itu. Tessa ikut bersama Landon untuk pergi dari Seattle dan tinggal di New York sekaligus membuka lembaran baru. Tessa juga meminta Hardin untuk sementara waktu tidak menemui dirinya karena ingin hidup tenang. Selama berada di New York, Tessa bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran bersama dengan kekasih dari Landon yaitu Nora (Kiana Madeira). Selain itu, Tessa juga kembali dekat dengan Robert (Carter Jenkins) yang sempat ia temui saat berliburan dengan Landon dan Hardin di cottage.
Tessa dan Hardin kini mempunyai kesibukan masing-masing. Hardin melanjutkan pendidikannya ke universitas. Setelah berpisah selama berbulan-bulan, Hardin pergi ke New York untuk menemui Tessa. Pertemuan mereka berdua menjadi lebih baik setelah sekian lama berpisah. Namun cobaan kembali datang pada hubungan mereka saat Tessa mengetahui jika perjalanan cinta dirinya dengan Hardin itu dibuat menjadi sebuah jurnal dan buku novel oleh Hardin tanpa sepengetahuannya. Hardin menuliskan setiap hal dengan sangat detail termasuk tentang kematian ayah Tessa dan kondisi Tessa yang tidak bisa hamil. Tessa sangat kecewa hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Hardin.


#Review:
Drama toxic relationship yang sangat menyebalkan dari karakter Tessa dan Hardin kembali berlanjut di film keempatnya yang kali ini berjudul AFTER EVER HAPPY (2022). Dari pemilihan judul, seharusnya film ini menjadi ending sih bagi duo Tessa dan Hardin. Tapi kenyataannya? Sama sekali tidak pemirsa! Drama mereka terus berlanjut ke film kelimanya karena pada ending film ini, penonton disuguhi tulisan TO BE CONTINUED dengan judul AFTER EVERYTHING. Sungguh menyebalkan!


Untuk segi cerita, film AFTER EVER HAPPY (2022) melanjutkan segala macam pertengkaran antara Tessa dan Hardin yang gak kelar-kelar. Segala macam konflik dipaksakan banget untuk hadir dalam film ini. Jika dibuat simple, film ini tuh isinya cuma berantem > introspeksi diri > baikan > berantem > introspeksi diri > baikan. Gitu aja terus sampai film selesai dan TO BE CONTINUED. Toxic relationship mereka berdua sudah tidak obat, sampai-sampai tidak ada proses pendewasaan padahal sudah empat film loh ini. Sukses bikin kesal penonton sih asli. Selain itu, plot hole semakin melimpah dimana-mana. Emang ada ya orang yang mau melepas pekerjaan sebagai publisher terkenal dan berubah menjadi seorang pelayan restoran mewah? Duh benar-benar jauh dari kata rasional nih skenario film ini. Selain itu, Hardin yang selama ini tak pernah terlihat jago menulis dan pintar di sekolah tiba-tiba saja bisa menyelesaikan jurnal rangkuman perjalanan cintanya dengan Tessa lalu dijadikan novel dan laris manis? Bikin geleng-geleng kepala gak tuh!


Yang semakin parah dari film AFTER EVER HAPPY (2022) ini yaitu terulang kembali kejadian penggantian pemain seenak jidat. Pemeran karakter Christian Vance dan beberapa karakter lain diganti dengan aktor baru sehingga membuatku bingung. Jadi semakin sulit untuk menikmati cerita dan plot twist tidak rasional dalam film ini. Kenapa sih harus bongkar pasang pemain segala? Bukannya proses shooting film ini dilakukan back to back dengan film AFTER WE FELL (2021) ya?
Overall, AFTER EVER HAPPY (2022) semakin menjerumuskan franchise film ini sebagai salah satu franchise film terburuk yang pernah dibuat Hollywood. 



[3/10Bintang]

Jumat, 23 September 2022

[Review] Gendut Siapa Takut: Kisah Penulis Novel Menemukan Cinta & Kebahagiaan!



#Description:
Title: Gendut Siapa Takut?! (2022)
Casts: Marshanda, Marthino Lio, Wafda Saifan, Cut Mini, Tora Sudiro, Dea Panendra, Omara Esteghlal, Jihane Almira, Siti Fauziah, Putri Manjo, Hanung Bramantyo, Yati Pesek
Director: Pritagita Arianegara
Studio: Spectrum Film


#Synopsis:
Di usianya yang segera menginjak 30 tahun, Moza (Marshanda) masih betah hidup menjomblo. Alasannya sederhana. Ia memilih fokus untuk menjadi penulis novel bersama dengan editor sekaligus sahabatnya yaitu Eno (Dea Panendra). Selain itu, Moza pun sangat pesimis bisa mendapatkan pasangan karena ia memiliki tubuh yang gendut. Mama (Cut Mini) dan Papa (Tora Sudiro) sangat berharap anak pertamanya itu bisa segera menikah karena sudah tidak sabar untuk menimang cucu.


Suatu hari, novel yang ia tulis mendapat kesempatan untuk diangkat ke film layar lebar. Project tersebut akan diproduseri oleh aktor peraih Piala Festivalnya Film Indonesia yaitu Dafian Jatmiko (Marthino Lio). Moza sangat senang novelnya itu akan dibuat film layar lebarnya dan diproduseri langsung oleh aktor kesukannya. Moza bahkan berharap bisa cinlok dengan Dafi karena ia sudah naksir Dafi sejak lama.


Setelah deal dengan produser, tim produksi film kemudian mengadakan casting untuk mendapatkan pemeran utama wanita. Dafi kemudian merekomendasikan seorang perempuan cantik bernama Anggun Hamilton (Jihane Almira). Namun sayang, Moza dan Eno merasa tidak cocok dengan pilihan Dafi karena terlalu cantik dan belum memiliki skill akting yang mumpuni. Melihat dirinya yang dianggap tidak bisa berakting, Anggun pun sangat kesal dan meminta Dafi untuk tetap menjadikannya sebagai pemain utama dalam project film tersebut.



Moza pun harus mendapatkan masalah baru disaat teman semasa kecilnya yaitu Nares (Wafda Saifan) kembali muncul dihidupnya. Moza sangat membenci Nares karena sering mengejek postur tubuhnya. Bahkan sampai sekarang, Nares selalu saja bikin kesal Moza. Ia juga tak bisa berkutik saat Nares selalu bermain ke rumahnya karena bersahabat dengan adiknya yaitu Nobel (Omara Esteghlal).



Seiring berjalannya waktu, rupanya Nares berusaha mendekati Moza. Selain untuk meminta maaf atas perlakuan semasa kecilnya, Nares diam-diam menyimpan perasaan pada Moza. Hal itu membuat Moza bingung karena disatu sisi ia masih sangat membenci Nares, namun disatu sisi lain ia bahagia karena ada lelaki yang mau dekat dengan dirinya.


Disaat Nares berusaha mendapatkan hati sahabatnya itu, Moza harus berhadapan dengan issue perebut pacar yang menghampirinya. Moza dituduh merebut Dafi dari Anggun yang ternyata mereka pacaran secara backstreet. Netizen dan fans dari Dafi maupun Anggun langsung menghujat dan memberikan cibiran terhadap Moza di akun sosial medianya. Apakah Moza bisa berhasil menyelesaikan semua permasalahan yang terus menghantui hidupnya?



#Review:
Aktris multitalenta yang sangat populer di era tahun 2000an yaitu Marshanda, akhirnya come back ke film layar lebar lewat film GENDUT SIAPA TAKUT (2022). Film ini cukup menarik perhatianku karena menampilkan transformasi fisik dari Marshanda yang rela menaikkan berat badannya secara signifikan demi peran Moza. Apakah film ini akan serupa tapi tak sama dengan film terbaik Ernest Praksa IMPERFECT (2019)?


Untuk segi cerita, film GENDUT SIAPA TAKUT (2022) ini menceritakan tentang keseharian seorang penulis novel bertubuh gendut bernama Moza. Tapi hal tersebut tak membuat dirinya minder. Moza masih bisa melakukan banyak hal termasuk menjadi penulis novel populer dan disukai banyak orang. Pritagita Arianegara selaku sutradara film ini ingin memberikan pesan tak perlu insecure ataupun takut jika memiliki tubuh yang gendut, asalkan sehat. Karakter Moza dibuat tahan banting saat mendapatkan bully dari orang-orang sekitarnya. Hal tersebut malah dibuat happy-happy saja olehnya. Meskipun demikian, ada beberapa part di film ini yang menampilkan kekesalan dan sakit hati Moza saat dijadikan bahan ejekan dari Nares dan Eno. Plot kemudian bercabang menjadi dua bagian disaat Moza berhadapan dengan project film adaptasi dari novelnya dan juga drama bersama dengan Nares. Drama proses produksi novel menjadi film yang disajikan film ini lucu dan menghibur banget sih.. Penonton bisa mendapat gambaran tentang visi penulis novel dengan produser film yang terkadang selalu berbeda. Yang mengejutkan, hal tersebut dibuat seru-seruan dan gila-gilaan oleh seluruh pemain dengan perannya masing-masing. Sumpah sih kapan lagi melihat Cut Mini, Tor Sudiro, Marthino Lio, Dea Panendra, Jihane Almira, hingga Hanung Bramantyo berakting gila-gilaan dan lepas kendali hahaha. Drama percintaan antara Moza dan Nares juga eksekusinya lucu dan menggemaskan. Nares yang berusaha mengejar cintanya tampil meyakinkan sekaligus nyebelin terutama saat ia mengejek Moza. Yang bikin gemes tentunya the one and only Marshanda. She's perfect as Moza. Meskipun penampilan gendutnya jelek dan keliatan banget fake, tapi tertolong oleh range emosi, ekspresi serta gesture nya itu sangatlah hidup. Marshanda begitu confident sebagai Moza. Inimah udah kayak gak akting sih bagi Marshanda. Yang kangen dengan akting Marshanda sambil seru-seruan mungkin bisa terobati jika menonton film ini.


Untuk segi visual, film GENDUT SIAPA TAKUT (2022) tampil sangat eye catching abis! Mix and match warna pada bagian artistik dan propertinya niat banget. Semuanya begitu matching. Pop-up animasinya juga tak kalah lucunya. Definisi cewek kue, cewek dan cowok bumi bisa tervisualkan dengan baik di film ini. Hahaha.
Overall, film GENDUT SIAPA TAKUT (2022) begitu menghibur! Come back Marshanda lewat film layar lebar ya di film ini!


[7/10Bintang]

Selasa, 20 September 2022

[Review] Jailangkung Sandekala: Terror Boneka Jailangkung Dan Mitos Larangan Keluar Saat Matahari Terbenam!




#Description:
Title: Jailangkung: Sandekala (2022)
Casts: Titi Kamal, Dwi Sasono, Syifa Hadju, Muzzaki Ramdhan, Giulio Parengkuan, Mike Muliadro Lucock, Pipien Putri, Teuku Rifnu Wikana, Yoga Pratama, Deva Mahenra, Taskya Namya, Gabby Andina
Director: Kimo Stamboel
Studio: Sky Media, Legacy Pictures, CJ Entertainment, Rapi Films, Nimpuna Sinema


#Synopsis:
Adrian (Dwi Sasono) dan Sandra (Titi Kamal) memutuskan untuk berliburan road trip bersama dengan kedua anak mereka yaitu Niki (Syifa Hadju) dan Kinan (Muzakki Ramdhan). Adrian berharap road tripnya ini bisa mencairkan hubungan antara Niki dengan ibu tirinya itu. Dalam perjalanan menuju tempat penginapan, Kinan melihat sebuah danau yang tak jauh di peta. Ia meminta ayahnya untuk pergi kesana karena ingin melihat sekaligus mengambil video konten disana. Setibanya di danau itu, keluarga Adrian disuguhi pemandangan cantik danau dengan langit sore. Kinan pun sangat senang dan mengeksplor setiap sudut dari danau tersebut. Sandra yang sedang hamil anak keduanya meminta Niki untuk menemani Kinan yang berlari menuju hutan pinggir danau.



Kinan berlari menyusuri pinggiran danau dan masuk ke hutan. Setelah menyusuri hutan, Niki dan Kinan melihat sebuah dermaga kayu di pinggir danau. Disaat Kinan asyik mengambil konten video, ia terpisah dengan Niki. Kinan kemudian pergi dari dermaga dan pulang ke mobil sambil menyusuri hutan seorang diri. Disaat Niki kembali ke dermaga,  adiknya itu sudah tidak ada di dermaga. Niki lalu berlari kembali ke mobil dan berharap adiknya sudah ada disana. Tapi ternyata Kinan belum kembali dari hutan. Mereka panik Kinan menghilang.



Waktu terus berjalan dan semakin gelap disertai hujan deras. Adrian meminta bantuan pada pihak kepolisian untuk mencari Kinan yang hilang disana. Karena cuaca buruk, Pak Majid (Mike Muliadro Lucock) selaku kepala kepolisian setempat meminta keluarga Adrian untuk beristirahat dan melanjutan proses pencarian esok hari. Selama proses pencarian Kinan, Pak Majid mengizinkan keluarga Adrian tinggal di rumahnya dengan dibantu oleh keponakannya yaitu Faisal (Giulio Parengkuan).



Hari demi hari terus berlalu. Kinan tak kunjung ditemukan. Pihak kepolisian juga merasa aneh dengan danau dan hutan tersebut karena sudah banyak anak yang hilang disana. Selain itu, waktu hilangnya anak-anak juga selalu sama yaitu saat menjelang maghrib dan turut ditemukannya juga sebuah boneka kayu. Niki dan Faisal kemudian menggali lebih dalam tentang misteri hilangnya anak-anak di hutan itu. Adrian dan Pak Majid mendatangi salah satu warga yang sering mencari rumput di hutan yaitu Somad (Teuku Rifnu Wikana) untuk mendapatkan informasi. Sementara itu, Sandra juga tak tinggal diam. Meskipun sedang hamil besar, ia tetap berjalan disekitar danau untuk mencari Kinan hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang penduduk lokal bernama Ibu Saidjah (Pipien Putri) yang tinggal di dalam hutan. Apa yang sebenarnya terjadi pada Kinan?


#Review:
Screenplay Films dan Sky Media nampaknya ingin memperbaiki citra buruk dari dua film JAILANGKUNG (2017-2018) dengan melakukan reboot lewat film JAILANGKUNG: SANDEKALA (2022) yang akan tayang di bioskop mulai 22 September mendatang. Keputusan reboot kemudian menggandeng sutradara Kimo Stamboel tentunya menjadi hal yang sangat menarik perhatian dan patut ditunggu karena seperti yang sudah kita tahu nama besar Kimo Stamboel untuk genre horror-thriller-gore lokal sudah tak perlu diragukan lagi.


Untuk segi cerita, film JAILANGKUNG: SANDEKALA (2022) memang masih mengandalkan urban legend boneka Jailangkung sebagai media untuk memanggil setan. Namun seiring berjalannya durasi film, Kimo dan Rinaldy Puspoyo selaku penulis naskah melakukan perubahan cukup besar tentang terror boneka Jailangkung di film ini. Sosok setan yang mengendalikan Jailangkung kali ini membawa korbannya ke alam lain untuk menemaninya disana. Konsep tersebut sebetulnya sangat menarik dan jika ditulis lebih matang lagi pasti akan memukau. Selain itu, perubahan tentang setan Jailangkung tersebut dibarengi dengan mitos tentang larangan keluar rumah disaat waktu menjelang maghrib yang cukup melekat kuat di budaya sunda. Turut ditambahkan pula drama keluarga didalamnya. Sebenarnya sah-sah saja sih melakukan modifikasi ataupun kombinasi terhadap sebuah cerita, namun sayang kombinasi cerita yang dilakukan film JAILANGKUNG: SANDEKALA (2022) ini menurutku cukup mengecewakan. Eksekusinya terlihat nanggung dan mentah banget. Paruh awal film cukup membosankan dan berasa jalan ditempat saja. Benang merah antara plot utama dengan subplot-subplot yang disebar juga tidak bisa menyatu dengan baik. Sehingga banyak adegan dan karakter mubazir. Selain itu, penggunaan bahasa sunda dalam film ini sukses membuatku gregetan. Dialog dan logatnya tidak konsisten, penulisan pun masih ada yang salah. Kurang riset banget!
Satu-satunya moment horror yang bisa dinikmati saat sosok setan muncul secara sekelebat. Kimo emang selalu berhasil dalam hal tersebut. Timingnya pas dan bikin merinding. Pengunaan angle kamera close-up dengan ekspresi kecemasan karakter dalam film bagus banget sih. Selain itu? Nothing special. Bahkan sosok setan pelintir kepalanya juga terkesan maksa. Visual dan CGI nya kentara banget. Jauh lebih superior IVANNA (2022) kemana-mana.


Untuk urusan drama keluarga, chemistry keempat karakternya terasa hambar sih karena dialog mereka kebanyakan repetitif. Dari sekian banyak karakter yang hadir, hanya Titi Kamal yang mampu menarik simpati penonton. Moment investigasi masing-masing karakter yang mengeksplor hutan juga tidak terlalu menarik perhatian. Untungnya pada saat reveal twist, film ini benar-benar memperbaiki segala kekurangan di paruh awal film. Plot twistnya bagus berkat penampilan akting out of control dari Pipien Putri. Part thriller-gore tersaji begitu cepat, menegangkan sekaligus brutal! Sukses bikin penonton bersorak melihatnya.
Overall, film JAILANGKUNG: SANDEKALA (2022) masih jauh dari kata memuaskan. Keputusan reboot namun tetap menampilkan secara singkat salah satu karakter dari dua film sebelumnya jadi tanda tanya bagiku. Apakah film ini murni reboot dan melupakan dua film Jailangkung yang lalu atau menjadi sekuel stand-alone namun tetap melibatkan secara tidak langsung dua film sebelumnya?


[6/10Bintang]

[Review] Speak No Evil: Ajakan Berliburan Di Rumah Orang Malah Menjadi Petaka Mengerikan!



#Description:
Title: Speak No Evil (2022)
Casts: Morten Burian, Sidsel Siem Koch, Fedja Van Huet, Karina Smulders, Liva Forsberg, Marius Damslev
Director: Christian Tafdrup
Studio: Profile Pictures, Oak Motion Pictures, Nordisk Films, Shudder


#Synopsis:
Pasutri asal Denmark yaitu Bjorn (Morten Burian) dan Louise (Sidsel Siem Koch) dan anak perempuan mereka, Agnes (Liva Forsberg) sedang berliburan disebuah resort di wilayah Tuscany, Italia. Meskipun tidak fasih menggunakan bahasa setempat, baik Bjorn maupun Louise sangat senang mengobrol dengan tamu lain. Suatu ketika, mereka bertemu dan berkenalan dengan keluarga Patrick (Fedja Van Huet) yang berasal dari Belanda. Bjorn dan Louise sangat senang karena memiliki kenalan baru yang enak diajak ngobrol dan mengetahui seluk-beluk tentang wilayah Tuscany. Istri dari Patrick yaitu Karin (Karina Smulders) merasa senang melihat Agnes yang mau berinteraksi dengan anaknya yaitu Abel (Marius Damslev). Tak terasa liburan keluarga Bjorn di Tuscany pun telah usai. Mereka kembali pulang ke Denmark.


Beberapa hari setelah tiba di Denmark, Bjorn mendapat kiriman surat dari Patrick yang memintanya untuk mengunjungi rumah mereka di Belanda. Karena kebaikan keluarga Patrick dan sempat mentraktir makan bersama saat di Tuscany, Bjorn dan Louise pun bersedia untuk mengunjungi keluarga Patrick di Belanda dengan menggunakan jalur darat.
Setelah menempuh perjalanan cukup panjang dan melelahkan, keluarga Bjorn akhirnya tiba di rumah Patrick. Louise merasa cukup nyaman melihat rumah tersebut meskipun terbuat dari kayu dan sedikit lebih kecil dibandingkan apartemen mereka. Patrick kemudian menujukkan kolam renang buatan yang dibuat di belakang rumah. Malam harinya, keluarga Patrick menjamu Bjorn, Louise dan Agnes dengan hidangan makan malam khas Belanda. Louise yang Vegetarian meminta maaf pada keluarga Patrick jika dirinya hanya sedikit makan dan memilih untuk mengkonsumsi sayuran saja. Setelah selesai, mereka mengobrol di ruang tengah. Patrick menjelaskan tentang kondisi Abel yang pendiam dan sulit berbicara karena Abel tidak memiliki lidah gara-gara penyakit yang ia idap. Setelah itu, mereka pun beristirahat di kamar masing-masing. Karena keterbatasan kamar, Agnes tidur satu kamar dengan Abel. Namun sayang, Agnes tidak bisa tidur di lantai, ia pun memilih tidur bersama kedua orangtuanya.



Keesokan harinya, keluarga Patrick mengajak keluarga Bjorn untuk jalan-jalan. Disaat mereka sedang menikmati pemandangan bangunan kincir angin khas Belanda, Patrick memarahi Abel cukup keras karena menghalangi Agnes. Melihat hal tersebut membuat Bjorn dan Louise terkejut karena sebelumnya ia tidak pernah memarahi anaknya sekasar itu. Malam harinya, keluarga Patrick mengajak Bjorn dan Louise untuk makan malam bersama di restoran favorit mereka tanpa mengajak Abel dan Agnes. Patrick dan Karin ingin memperkenalkan berbagai macam kuliner khas yang pastinya akan disukai oleh Bjorn dan Louise. Usai makan malam, mereka pulang namun dengan kondisi Patrick dan Karin mabuk berat. Louise dibuat kesal melihat Patrick yang menyetir mobil dalam kondisi mabuk. Kejadian-kejadian tak biasa itu membuat Louise ketakutan. Pada dini hari, Patrick, Louise dan Agnes akhirnya memutuskan untuk pulang tanpa sepengetahuan Patrick.



Dalam perjalanan pulang, boneka kelinci kesayangan Agnes tertinggal di rumah Patrick. Karena terus menangis, Bjorn pun memutuskan untuk kembali kesana hanya untuk mengambil boneka. Tiba di rumah, mereka bertemu dengan Patrick dan Karin yang dibuat kecewa karena keluarga Bjorn pulang tanpa pamit sama sekali. Louise pun menjelaskan alasan mereka pulang lebih cepat karena sikap Patrick dan Karin terasa tidak menghormati mereka. Mendengar hal tersebut, Karin pun meminta maaf dan berjanji akan memperlakukan tamunya itu lebih baik lagi.



Usai hubungan keluarga Bjorn dan Patrick membaik, hal tak terduga kembali terjadi di rumah itu. Karin lagi-lagi memarahi Agnes dan Patrick kembali memaki dengan kasar Abel. Malam harinya, Bjorn tak sengaja menemukan hal tak terduga di sebuah rumah kecil tak jauh dari kediaman Patrick. Ia pun bergegas segera menjemput Louise dan Agnes untuk keluar dari rumah Patrick. Apa yang sebenarnya terjadi disana?



#Review:
Salah satu film asal Denmark yang tayang perdana di Sundance International Film Festival 2022 berjudul SPEAK NO EVIL (2022) mendapatkan respon cukup positif dari para penggemar film disana. Film yang disutradarai oleh Christian Tafdrup ini menceritakan tentang dua keluarga yang dipertemukan saat sedang berliburan di Italia. Seperti yang sudah lazim orang banyak lakukan, jika bertemu dan berkenalan dengan orang baru kemudian nyambung pasti akan berlanjut. Hal itu bisa kita lihat dari keluarga Bjorn yang merasa klik sekaligus asyik saat berkenalan dengan keluarga Patrick.


Alur cerita menjadi semakin menarik saat misteri ditebar oleh sang sutradara melalui keluarga Patrick. Awalnya aku kira film ini akan menampilkan horror jumpscared atau cult, tapi ternyata salah. Film SPEAK NO EVIL (2022) dengan gamblang menceritakan perilaku bad parenting, kebiasaan dan perilaku sosial dengan orang-orang sekitar. Penonton bisa melihat secara langsung jika sebuah kebiasaan itu tidak bisa diterapkan pada semua orang. Perkataan jujur tentang keburukan orang lain juga alangkah lebih baik tidak perlu diutarakan. Yang lebih menarik lagi, film ini juga turut menyentil perilaku dua keluarga yang dua-duanya memiliki kekurangan satu sama lain. Keluarga Bjorn terlihat sangat sempurna, namun mereka tidak bisa menyembunyikan rasa ketidaksukaan dan tak bisa beradaptasi terhadap sesuatu meskipun hal tersebut bisa membuat orang lain merasa kecewa dan disepelekan. Rasa egois dari masing-masing orangtua juga bisa kita rasakan saat Agnes dan Abel secara tidak langsung mengganggu ayah dan ibunya itu.


Kejutan dihadirkan film ini saat menampilkan sosok asli keluarga Patrick. Eksekusinya cakep sih. Cuma yang sangat disayangkan motif dari keluarga Patrick ini tidak dijabarkan dengan jelas dan detail. Ditambah lagi, endingnya terasa kurang nendang gara-gara terlalu pasrah! Padahal jika dibuat lebih survival sekaligus ada perlawanan mungkin akan meningkatkan keseruan dari film ini. Emang bikin gedeg sih akhir cerita film SPEAK NO EVIL (2022) ini.


Untuk jajaran pemain, performance pemeran keluarga Bjorn dan Patrick sangatlah meyakinkan dalam menghidupan karakter yang mereka perankan. Yang paling menonjol dan berhasil tentunya pemeran Louise. Sebagai seorang ibu, rasa jengkel, marah, ketakutan hingga histerisnya bisa tersampaikan dengan baik. Pemeran antagonisnya juga sukses bikin emosi penonton karena karakter protagonisnya dibuat pasrah ahahah. Overall, film SPEAK NO EVIL (2022) tampil lumayan mencekam dan bikin gregetan yang menampilkan kelakuan manusia yang sudah seperti setan.


[7/10Bintang]

Rabu, 14 September 2022

[Review] Noktah Merah Perkawinan: Beratnya Permasalahan Rumah Tangga Saat Kehadiran Orang Ketiga!



#Description:
Title: Noktah Merah Perkawinan (2022)
Casts: Marsha Timothy, Oka Antara, Sheila Dara Aisha, Jayden Ocean, Alleyra Fakhira, Roy Sungkono, Nazira C. Noer, Nungki Kusumastuti, Ratna Riantiarno, Ayu Azhari
Director: Sabrina Rochelle Kalangie
Studio: Rapi Film


#Synopsis:
Sepuluh tahun menjalani bahtera rumah tangga tak menjamin hubungan suami istri selalu bahagia dan harmonis. Itulah yang dirasakan oleh Ambar (Marsha Timothy) dan Gilang (Oka Antara). Setiap harinya mereka berdua semakin sulit menemukan kecocokan satu sama lain. Ambar selalu merasa tidak dianggap sebagai istri sekaligus partner hidup suaminya itu. Gilang juga merasakan perubahan sikap dari sang istri yang kini jadi gampang marah akan hal-hal yang seharusnya bisa segera diselesaikan. Salah satu penyebab keduanya bertengkar karena Gilang diam-diam membantu keuangan mertua tanpa sepengetahuan Ambar. Hal tersebut membuat Ambar kesal terhadap suaminya itu. Kini, terasa ada jarak yang memisahkan mereka berdua meskipun masih tinggal satu rumah.


Melihat kondisi rumah tangganya berada diujung tanduk, Ambar pun memutuskan untuk berkonsultasi ke konsultan pernikahan yaitu Ibu Kartika (Ayu Azhari) atas rekomendasi dari sahabatnya, Dina (Nazira C. Noer). Ambar berharap hubungannya dengan Gilang kembali seperti semula jika berkonsultasi langsung pada ahlinya. Disaat Ambar dan Gilang berkonsultasi, Gilang malah memilih pergi karena ia merasa tidak nyaman jika membahas rumah tangga mereka dihadapan orang lain. Ambar semakin kesal dengan sikap suaminya yang selalu pergi dan lari dari masalah.



Ditengah kondisi rumah tangganya yang sedang bermasalah, Gilang mendapat pekerjaan untuk mendesain taman di cafe milik Kemal (Roy Sungkono) yang merupakan pacar dari Yuli (Sheila Dara), salah satu murid di workshop milik Ambar. Setiap harinya, Gilang harus pulang pergi ke Bogor untuk mengerjakan project tersebut. Hal itu membuat Gilang menjadi sering bertemu dengan Yuli yang dipercaya oleh Kemal menjadi penanggung jawab project tersebut. Kebersamaan yang terjalin diantara Gilang dengan Yuli menimbulkan rasa suka satu sama lain. Gilang merasa nyaman dan nyambung saat berbincang dengan Yuli. Begitu juga dengan Yuli. Ia merasa senang dan selalu terhibur jika sedang dengan Gilang.




Kebersamaan yang terjalin diantara Gilang dan Yuli itu akhirnya diketahui oleh Ambar. Ia marah besar sekaligus kecewa berat terhadap suaminya itu. Disaat Ambar berjuang memperbaiki rumah tangganya seorang diri, sang suami malah pergi dan asyik berduaan dengan wanita lain. Konflik antara Ambar dengan Gilang itu turut dirasakan oleh kedua anak mereka yaitu Bagas (Jayden Ocean) dan Ayu (Alleyra Fakhira). Apakah rumah tangga Ambar dan Gilang bisa diselamatkan?


#Review:
Tahun 90-an penonton setia televisi dimanjakan dengan salah satu sinetron drama legendaris produksi Rapi Films yang berjudul NOKTAH MERAH PERKAWINAN. Sinetron yang dibintangi Cok Simbara, Ayu Azhari dan Berliana Febrianti itu sukses dicintai para penggemarnya karena memiliki konflik yang menarik pada setiap episodenya. Popularitas sinetron semakin meningkat setelah adegan "Tampar aku mas, Tampar!" menjadi iconic dan populer hingga sampai saat ini.


26 tahun berlalu, Rapi Films membangkitkan kembali NOKTAH MERAH PERKAWINAN lewat film layar lebar dan siap tayang di bioskop mulai Kamis, 15 September 2022. Aku berkesempatan hadir pada acara Press Conference dan Gala Premiere film NOKTAH MERAH PERKAWINAN yang diselenggarakan pada Kamis, 8 September lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Pada sesi Press Conference, Sabrina Rochelle Kalangie mengungkapkan drama pasangan suami istri antara Gilang dengan Ambar ini ia buat se-realistis mungkin. Bersama dengan Titien Wattimena selaku penulis naskah film ini, keduanya ingin mengangkat kisah rumah tangga yang sudah berjalan sepuluh tahun lamanya namun konflik dan masalah pun masih sangat bisa mengikutinya. Sabrina berharap penonton bisa mendapatkan insight menarik usai menyaksikan film ini di bioskop.




Untuk segi cerita, film NOKTAH MERAH PERKAWINAN langsung tanpa basa-basi menyajikan kisah pasutri yang sedang 'perang dingin'. Hubungan mereka semakin berjarak karena berbagai macam permasalahan. Sabrina dan Tinut berhasil menggambarkan sosok istri dan suami yang memang tidaklah sempurna satu sama lain. Development character dari Ambar dan Gilang sengaja dibuat seperti air dan minyak sehingga semakin sulit untuk dipersatukan karena sifat keduanya saja sudah sangat berbeda. Sikap yang ditampilkan Ambar maupun Gilang memiliki alasan yang sangat kuat, mengapa keduanya menampilkan sikap seperti itu. Penonton pun jadi mendapatkan insight luar biasa tentang membina sebuah hubungan, komunikasi antara satu sama lain itu sangatlah penting. Selain itu, keterbukaan satu sama lain juga bisa menjadi penguat dalam sebuah hubungan. Libatkanlah pasangan dalam menghadapi segala macam permasalahan yang terjadi.



Gila sih, film NOKTAH MERAH PERKAWINAN (2022) ini benar-benar memberikan hal yang nyata dan bisa banget diterapkan oleh siapapun yang sedang menjalani hubungan dengan orang lain. Kolaborasi Sabrina dan Tinut ini sungguh luar biasa, aku yakin sih skenario film ini bisa tembus nominasi FFI tahun ini. Keren banget! Oia, Sabrina juga menurutku sangat layak masuk jajaran Best Director di tahun ini.
Untuk jajaran pemain, penampilan Marsha Timothy dan Oka Antara berhasil membuat rasa emosional penonton tercabik-cabik! Bahkan aku dan temanku selalu merasa was-was saat karakter Ambar dan Gilang berada dalam satu frame. Takut banget mereka boom! meledaak!.
Moment epic "Tampar aku mas, Tampar!" dieksekusi dengan sangat memukau dan bikin satu teater tegang, hening lalu tepuk tangan! Film ini berhasil bikin penonton jadi ekspresif dan tak malu-malu melayangkan ucapan kekesalan saat melihat Ambar, Gilang dan tentunya Yuli.


Penampilan Sheila Dara Aisha juga tak kalah bagusnya. Ia berhasil menghidupkan sosok perempuan yang nyaman saat bersama suami orang dengan elegan dan tidak terlalu too much. Feeling guilty nya masih bisa dirasakan oleh penonton. Dua pemain cilik pemeran anak dari pasangan Ambar dan Gilang juga surprisingly bagus dan tidak kaku. Terutama Bagas, ekspresinya sebagai anak beranjak remaja ditengah kondisi ibu dan ayahnya yang selalu bertengkar itu bagus loh! Penampilan mencuri perhatian lainnya datang dari Nazira C. Noer, Roy Sungkono dan juganya Ayu Azhari. Mereka bisa menghidupkan karakter sesuai porsinya masing-masing. Nazira loveable sebagai bestie Ambar meskipun ada kejutan tak terduga dari dirinya hahaha. Roy Sungkono memerankan Kemal aura antagonis tengilnya dapet sih. Penampilan Ayu Azhari pun tak sekedar cameo numpang lewat saja. Sosok Kartika sebagai konsultan pernikahan begitu adem dan mengayomi sekali. Baru kali ini aku merasa hadirnya cameo dalam sebuah film Indonesia yang diadaptasi dari IP lawas sangat bagus dan berpengaruh terhadap keseluruhan film.


Untuk segi visual dan scoring musik, sudah jelas film NOKTAH MERAH PERKAWINAN (2022) ini begitu menenangkan, indah dan puitis banget. Lantunan scoring musik yang diaransemen oleh Ifa Fachir dan Dimas Wibisana selalu sempurna mengiringi setiap adegan. Timingnya pun pas. Suasana hening saat berdialog antar karakter ini oke banget! Original Soundtrack legendaris yang dinyanyikan oleh Isabel Azhari juga semakin memperlengkap keindahan nostalgia film ini.


Overall, film NOKTAH MERAH PERKAWINAN (2022) boleh banget dibilang jadi salah satu film drama Indonesia terbaik di tahun ini. Sangat berharap bisa tembus nominasi atau bahkan memenangkan Piala Citra!


[9.5/10Bintang]